Sebut saja dia “Toyib”, tiap hari cuma 3 K (kampus, kamar mandi, kamar kost), IPK mendekati empat, tapi jarang bergaul apalagi berorganisasi, alasannya: “sibuk belajar dan mengerjakan tugas kuliah”.
Sebut saja dia “Paijo”, jarang masuk kuliah IPK-nya cuma dua koma sedikit tapi aktif di BEM Kampus bahkan terpilih jadi Presidennya, ia berkilah: “nilai itu tidak penting, yang penting adalah berorganisasi dan bagaimana kita mengembangkan diri di kampus”.
Sebut saja dia “Melati”, cantik, jarang masuk kuliah, hobby dugem, sering nyontek kalo ujian, tapi IPK-nya bisa dikatakan terlalu bagus untuk orang seukuran dia. Prinsip hidupnya: “orang pinter kalah sama orang rajin, orang rajin kalah sama orang beruntung, posisi dan relasi menentukan prestasi”.